February 18, 2017

Manajemen Industri Bagian III

ANALISA EKONOMI UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM PRODUKSI


Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manajer adalah mengambil keputusan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alternatif-alternatif tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses produksi. Walaupun banyak kesulitan dan kendala yang harus dihadapi, manajemen tidak bisa tidak harus melakukan studi, analisis, evaluasi dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Setiap permasalahan yang dihadapi dan harus dipecahkan, terlebih dahulu harus dianalisis dan dikembangkan alternatif-altematif kelayakannya, baik secara teknis maupun ekonomis, untuk kemudian diputuskan yang paling layak untuk dipilih. 
Pengambilan keputusan seharusnya selalu diawali dengan analisis kelayakan teknis, untuk kemudian dilanjutkan dengan analisis kelayakan ekonominya. Permasalahan yang berkaitan dengan aspek teknis merupakan pembahasan yang lebih menitik-beratkan pada fungsi operasional (performans)/engineering (umumnya berupa “hardware”). 


Siklus Aliran Uang (Cash Flow) Dalam Proses Produksi

Proses produksi selalu digambarkan sebagai proses perubahan bentuk (transformasi) dari bahan baku menjadi produk jadi, bisa pula digambarkan dalam bentuk aliran uang (Cash Flow).


Klasifikasi dan Struktur Biaya Produksi

Analisa ekonomi dalam sebuah engineering proposal akan memfokuskan pada analisa biaya (costs analysis) yang harus dikeluarkan. Pemilihan alternatif ditekankan pada proposal/rancangan yang bisa memberikan biaya yang paling ekonomis, dengan catatan disini aspek teknis ataupun fungsional dari masing-masing alternatif tersebut relatif sama.
Untuk memperjelas biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan produksi, berikut dijelaskan beberapa jenis biaya yang umum dijumpai:
  • Biaya Awal dan Operasional
    Biaya awal (first cost) adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan pada awal sebelum kegiatan produksi diselenggarakan. Biaya awal ini biasanya akan dipergunakan untuk pembelian mesin (fasilitas produksi), instalasi, gedung dan sebagainya.
  • Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
    Biaya langsung (direct costs) adalah biaya yang bisa diidentifikasi secara langsung dengan suatu proses produksi tertentu atau produk keluaran (production output) yang dihasilkan. Sebagai contoh disini meliputi biaya-biaya material langsung, komponen, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung (indirect costs) dalam hal ini tidak dapat diidentifikasikan dengan proses ataupun output produk tertentu. Biaya yang harus dikeluarkan untuk penerangan, AC, telepon, indirect material/labor, dan sebagainya.
  • Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap (Variabel)
    Dalam berbagai kasus pengambilan keputusan dengan memperhatikan biaya sebagai salah satu tolok-ukurnya, seringkali keputusan tersebut akan didasarkan pada volume produksi yang harus dipenuhi dalam suatu periode tertentu. Berkaitan dengan analisis ini perlu dikenal dan diidentifikasikan apa yang disebut dengan biaya tetap (fixed costs) dan biaya tidak tetap/variable (variable costs).

Penyusutan Nilai Ekonomis Suatu Aset (Depreciation)

Secara definitif penyusutan/depresiasi bisa dinyatakan sebagai berkurangnya nilai (value) dari suatu “physical assets” seperti mesin, peralatan produksi, bangunan pabrik, dan lain-lain dengan bertambahnya unsur pemakaian aset tersebut. Dalam hal ini, penyusutan bisa diklasifikasikan dalam bentuk:

  • Penyusutan fisik (physical depreciation)
  • Penyusutan fungsi kerja (functional depreciation)
  • Penyusutan nilai ekonomis/akuntansi (accounting depreciation)
Penyusutan fisik diartikan sebagai berkurangnya bentuk, ukuran, ataupun dimensi fisik dari aset karena pemakaian. Dampak dari penyusutan fisik ini akan bisa menyebabkan penurunan kemampuan, ataupun fungsi kerja dari asset tersebut.
Untuk menetapkan besarnya biaya depresiasi, ada 4 (empat) metoda yang umum diaplikasikan yaitu:
  • Metoda penyusunan garis lurus (straight-line depreciation method).
    Metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu assets pada laju yang konstan selama periode penyusutan berlangsung. 
  • Metoda penyusutan jumlah-digit-tahun (sum-of-the-year digits depreciation method).
    Metode ini akan menghitung besarnya biaya penyusutan (depresiasi) pada satu tahun tertentu berdasarkan rasio digit tahun yang bersangkutan dengan jumlah digit tahun-tahun dimana periode depresiasi berlaku. Metode SOYD akan memberikan kemungkinan nilai suatu asset akan terus berkurang pada laju pengurangan tertentu. 
  • Metoda penyusutan keseimbangan menurun (declining balance depreciation method).
    Metode DB ini akan menghasilkan biaya depresiasi dalam jumlah besar pada tahun-tahun awal dan selanjutnya menurun cepat pada periode tahun berikutya. F
  • Metoda penyusutan dana berkurang (sinking-fund depreciation method).
    Pada metode sinking-fund (SF) ini, nilai suatu asset akan berkurang dengan laju penyusutan yang terus bertambah besar. Dalam metode SF ini adanya bunga (interest) bank akan ikut dipertimbangkan sebagai konsekuens adanya perubahan nilai uang sesuai dengan fungsi waktu (Time Value of Money). Berdasarkan metode SF ini, maka biaya penyusutan setiap tahun adalah jumlah total dari besarnya nilai asset yang ditanamkan dalam “Sinking-Fund” pada akhir tahun dari jumlah bunga yang diperoleh selama tahun asset.
Sebelum perhitungan biaya penyusutan bisa dilaksanakan terlebih dahulu harus bisa diperoleh data yang berlcaitan dengan:

  • Biaya awal (harga + biaya instalasi) dan asset (P).
  • Estimasi nilai jual asset pada tahun ke-N atau lazim disebut sebagai “salvage value” (S).
  • Umur produktif yang menunjukkan lamanya assets tersebut ingin dioperasikan secara ekonomis (N).

Analisa Titik Pulang Pokok (Break Even Analysis)

Analisis Titik Pulang Pokok (B.E. Analysis) merupakan analisis ekonomi yang umum diaplikasikan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan analisis ini, maka keputusan mengenai berapa volume produksi harus dibuat agar suatu operasi produksi tetap menguntungkan akan bisa ditetapkan. Analisis dibuat dengan mempertimbangkan unit-unit biaya tetap (fixed costs), biaya variable dan harga (price) per unit produknya Perlu diketahui disini, analisis ini dilaksanakan dengan mengabaikan hal-hal seperti:

  • Kondisi masa yang akan datang yang berkaitan dengan perubahan tingkat kebutuhan yang serba pasti (diasumsikan demand akan konstan).
  • Nilai uang tidak akan berubah seiring dengan periode waktu berjalan (Time Value Of Money). 

Analisa Ekonomi Teknik (Engineering Economics Analysis)

Pertimbangan mengenai alternatif pilihan yang harus diputuskan akan ditinjau dari segi/aspek teknis maupun ekonomis. Aspek ekonomis bersangkut paut dengan investasi (fixed cost) yang dibutuhkan, biaya operasional yang harus dikeluarkan, overhead cost dan lain-lain. Analisa ekonomi teknik (engineering economy analysis) dalam hal ini akan membandingkan perbedaan alternatif-alternatif proyek engineering tadi dalam nilai ekonomisnya yang dinyatakan dalam jumlah uang (cost). Alternatif terbaik dalam memberikan jumlah uang/biaya yang paling kecil (ekonomis).

  • Prosedur evaluasi dan penetapan alternatif proyek teknik dan permasalahannya
  • Konsep bunga pinjaman
    Istilah bunga (interest) bisa diartikan sebagai “the rent paid for the use of money” atau diterjemahkan sebagai nilai sewa terhadap peminjaman sejumlah uang untuk suatu waktu tertentu.
  • Macam-macam interest dan metoda aplikasinya.
    Interest rate umumnya selalu dinyatakan per tahun, terkecuali ada ketetapan lain, bilamana dinyatakan:
    i = 18 % per tahun
    i = 1,5 % per bulan
    i = 4,5 % per tri wulan
    i = 9 % per 1/2 tahun

Perubahan nilai uang karena waktu dan hubungannya dengan interest rate

Uang akan memiliki interest rate tertentu bilamana ditanamkan dalam periode waktu tertentu (1 tahun). Hubungan antara interest dan waktu ini akan membawa pada konsep perubahan nilai uang dalam suatu wak tertentu. Disini nilai uang akan berubah menurut fungsi waktunya, sebab bilamana sejumlah uang dipinjam untuk jangka waktu tertentu, maka jumlah yang harus dibayarkan kembali selanjutnya lebih besar dari jumlah yang telah dipinjam tersebut.


Macam-macam interest dan metoda aplikasinya

Besarnya bunga yang harus dibayarkan pada prinsipnya akan tergantung pada 3 hal:

  • Lama waktu/periode peminjaman (n)
  • Besarnya interest rate yang ditetapkan ( i %)
  • Metode penetapan interest yang diaplikasikan yaitu antara lain metode in interest sederhana (single interest) dan metode interest digabungkan (Compound Interest).

Nominal dan effective interest rate

Banyak transaksi pinjaman uang yang menghitung atau membebani dengan interest rate lebih dan sekali dalam satu tahun, sebagai contoh interest terhadap deposito yang disimpan dalam suatu bank dihitung dan ditambahkan dalam deposito balance sebanyak 4 kali pertahun. Hal ini disebut sebagai “Interest Compounded”. Demikian pula ada yang dibayarkan setiap 6 bulan bahkan ada pula yang diberikan perbulan, perhari, dan sebagainya.
Suatu interest rate sebesar 1,5% perbulan sering kali pula dianggap sama besarnya dengan 18% pertahun, lebih tepat lagi hal ini digambarkan sebagai “nominal interest rate” 18% pertahun yang merupakan penggabungan dari interest rate 1,5% perbulan tadi.



PENGENDALIAN KUALITAS DAN
RELIABILITAS PRODUK


Definisi dan Konsep Pengendalian Kualitas

Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat/tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumer (fitness for use atau tailor made). Pemakai produk/jasa dalam hal ini bisa pula diklasifikasikan menurut:

  • Manufacturer: yaitu orang yang akan melaksanakan proses tambahan sebelum suatu produk jadi (finished product) dibuat. Dengan kata lain manufacturer adalah orang yang memakai bahan baku atau bahan setengah jadi untuk menghasilkan produk akhir yang akan dikonsumsikan langsung oleh konsumen. Dalam kacamata manufacturer, maka “fitness for use” akan memiliki arti sebagai kemampuan untuk melaksanakan proses manufacturing dengan:
    Produktivitas kerja (output per input) tinggi
    Low waste, mudah dikerjakan dan waktu yang terbuang rendah.
    Dan lain-lain.
  • Penjual (merchant): yaitu orang yang akan menjual kembali produk yang bersangkutan. Disini dia lebih bertindak sebagai penyaIur, pemasok ataupun pedagang barang-barang yang dihasilkan oleh manufacturer.
  • Maintenance Shop: yaitu orang yang akan menggunakan produk sebagai suku cadang (spare parts) yang diperlukan dalam kegiatan maintenance/repair.Pembeli/Konsumen: yaitu pemakai langsung dari produk atau jasa (biasanya sudah merupakan produk jadi/akhir).

KUALlTAS DESAIN/RANCANGAN (QUALITY OF DESIGN)
Derajat dimana kelas atau kategori dari suatu produk akan mampu memberikan kepuasan pada konsumer secara umum dinyatakan sebagai kualitas rancangan/desain (quality of design). Dua atau lebih produk meskipun memiliki fungsi yang sama, bisa saja memberikan derajat kepuasan yang berbeda karena adanya perbedaan kualitas dalam rancangannya. Sebagai contoh bisa dilihat pada rancangan televisi berwarna dan tidak berwarna.
Kualitas rancangan secara umum akan banyak dipengaruhi oleh ketiga faktor yaitu aplikasi penggunaan, pertimbangan biaya dan kebutuhan/permintaan pasar (market demand). Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka didalam merancang suatu produk haruslah dipertimbangkan masak-masak jangan sampai “over design”.


KUALITAS KESESUAIAN/KESAMAAN (QUALlTY OF CONFORMANCE)
Suatu produk-harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa sesuai (conform) dan memenuhi spesifikasi, standar dan kriteria-kriteria standar kerja lainnya yang telah disepakati. Dalam pemakaian nantinya, maka produk tersebut harus pula sesuai dengan fungsi yang telah dirancang sebelumnya.


Proses Evolusi dalam Proses Pengendalian Kualitas

Berikut tahapan proses pengendalian kualitas sejak dilaksanakan dengan metode sederhana yang melibatkan individu sampai dengan metode yang sedikit kompleks dengan melibatkan semua pihak yang ada dalam perusahaan:

  • OPERATOR QUALITY CONTROL (AKHIR ABAD 19)
    Operator secara umum bertanggung-jawab untuk membuat produk, mengecek dan mengendalikan kualitas produk yang dibuatnya itu.
  • FOREMAN QUALITY CONTROL (1904 -1920)
    Mandor (foreman) memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas dari hasil produk yang dibuat oleh pekerja-pekerja (operator) yang ada dibawah pengawasannya.
  • INSPECTOR QUALITY CONTROL (1921-1939)
    Departemen khusus ini lazim dikenal kemudian sebagai Departement Quality Control atau Quality Assurance dalam struktur organisasi line & functional staff.
  • STATISTICAL QUALITY CONTROL (1940 -1960)
  • KONSEP TOTAL QUALITY CONTROL - TQC (1960 - 1970)
Setiap orang harus terlibat dalam masalah-masalah kualitas produk yang dihasilkan. Masalah kualitas produk bukan hanya tanggung jawab operator, mandor atau departemen pengendalian kualitas saja melainkan merupakan tanggung jawab semua pihak baik level bawah maupun atas.


Keuntungan dan Biaya Pelaksanaan Pengendalian Kualitas

Dengan melaksanakan manajemen kualitas yang sebaik-baiknya, maka banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dalam hal ini, yaitu antara lain:

  • Menambahkan tingkat efisiensi dan produktivitas kerja
  • Mengurangi kehilangan-kehilangan (losses) dalam proses kerja yang dilakukan seperti mengurangi waste product atau menghilangkan waktu-waktu yang tidak produktif.
  • Menekan biaya dan save money.
  • Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh (meningkatkan potensii daya saing).
  • Menambah reliabilitas produk yang dihasilkan.
  • Memperbaiki moral pekerja tetap tinggi.
  • Dan lain-lain.

Analisa Statistik dalam Pengendalian Kualitas

Metode dasar untuk pelaksanaan pengendalian kualitas adalah penggunaan metode statistika yang berupa:

  • Bagan Pengendalian (control chart)
  • Inspeksi berdasarkan sampling
Metode statistika tidak dapat dijalankan tanpa adanya data, dengan demikian data merupakan unsur yang penting didalam pelaksanaan pengendalian kualitas. Fakta yang ada haruslah dapat dicari dan dituangkan dalam bentuk data, karena itu data yang diperoleh harus teliti apakah:

  • Dapat mengungkapkan fakta secara lengkap?
  • Sudah sesuai dengan fakta yang sebenarnya?
MAKSUD DAN TUJUAN PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data akan memiliki kegunaan antara lain:

  • Alat untuk memahami situasi nyata yang sebenarnya.
  • Alat untuk menganalisa keadaan nyata dan permasalahan yang ada.
  • Alat untuk mengendalikan proses atau pekerjaan.
  • Alat untuk pengambilan keputusan.
  • Alat untuk membuat rencana atau perbaikan.

MACAM-MACAM DATA

Data yang diperlukan untuk aktivitas pengendalian mutu pada umumnya bisa diklasifikasikan sebagai:

  • Data hasil pengukuran (measurement data)
    Kadang-kadang disebut sebagai continuous data atau variabel data.
    Contoh: panjang, berat, waktu, dan lain-lain.
  • Data hasil perhitungan (countable data)
    Contoh: jumlah produk cacat, jumlah kesalahan kerja yang dibuat, dan lain-lain.
    Data produk atau hasil kerja disini biasanya dikategorikan sebagai baik atau cacat (atribut data).

Pengenalan Singkat tentang Metode Teknik Pengendalian Kualitas

Lembar Isian (Check Sheet)
Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Didalam pengumpulan data maka data yang diambil harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan analisis. Ada beberapa jenis lembar isian yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain:

  • Production Process Distribution Check Sheet
    Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Out-put kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan untuk dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi.
  • Defective Check Sheet
    Untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dahulu harus mampu mengidentifikasikan macam kesalahan-kesalahan dalam hal ini bisa diklasifikasikan sebagai hasil kerja yang tidak berkualitas yang ada dan prosentasenya.
  • Defect Location Check Sheet
    Ini adalah sejenis lembar pengecekan dimana gambar sketsa dari benda kerja akan disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasi.
  • Defective Cause Check Sheet
    Check sheet ini dipergunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya kesalahan dari suatu output kerja. Data yang berkaitan dengan faktor penyebab maupun faktor akibat (jenis/macam kesalahan) akan diatur sedemikian rupa sehingga hubungan sebab-akibat akan menjadi jelas.
  • Check Up Conformation Check Sheet
    Penggunaan check sheet ini pada umumnya lebih menitik-beratkan pada karakteristik kualitas atau cacat-cacat yang terjadi. Sheet disini akan berupa suatu check list yang akan dipergunakan untuk melaksanakan semacam general check up pada akhir proses kerja.
  • Work Sampling Check Sheet
    Sampling kerja adalah suatu metode untuk menganalisa waktu kerja. Dengan berasumsi bahwa idle time dengan alasan apapun merupakan non-quality working time, maka dengan metode sampling kerja ini kita akan dapat menentukan proporsi penggunaan waktu kerja sehari-harinya.

Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas out-put kerja. Disamping juga untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah.
Ada 4 (empat) prinsip sumbang saran yang bisa diperhatikan yaitu:

  • Jangan melarang seseorang untuk berbicara.
  • Jangan mengkritik pendapat orang lain.
  • Semakin banyak pendapat, maka hasil akhir akan semakin baik.
  • Ambillah manfaat dari ide atau pendapat orang lain.
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 (lima) faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Manusia (man).
  • Metode kerja (work-method).
  • Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine/equipment).
  • Bahan-bahan baku (raw materials).
  • Lingkungan keria (work environment).

Diagram sebab-akibat ini sangat bermanfaat untuk mencari faktor-faktor penyebab sedetail-detailnya (uncountable) dan mencari hubungannya dengan penyimpangan kualitas kerja yang ditimbulkannya.

Pareto Diagram
Diagram Pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab-penyebab yang dominan yang seharusnya pertama kali diatasi, maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan.

Diagram Pencar (Scatter Diagram)
Diagram pencar (Scatter Diagram) dipakai untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap faktor lain. Dalam hal ini faktor yang lain tersebut adalah merupakan “karakteristik hasil kerja”.


Hal-hal yang Mempengaruhi dan Mencakup Cara Pencapaian Reliabilitas Suatu Produk/Equipment

  • HAMBATAN DAN KESULITAN
    Banyak hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai untuk mendapatkan reliabilitas yang tinggi dari suatu produk atau equipment.
  • ESTIMASI
    Beberapa perubahan, penyederhanaan, pengurangan parts atau komponen lain dari desain produk yang akan dibuat.
  • REDUNDANCY
    Adalah suatu teknik yang diharapkan akan dapat mengeliminir resiko-resiko yang disebabkan adanya high-failure rate concentration.PARTS ENGINEERING
Reliabilitas suatu sistem pada dasarnya akan banyak bergantung pada derajat reliabilitas dari komponen- komponen (parts) yang membentuknya.

  • FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
    Environmental testing banyak dilakukan orang dengan alasan:
    -  Customer selalu menghendaki bahwa equipment yang dibeli dapat berfungsi secara baik sepanjang masa kerjanya.
    -  Perubahan-perubahan atau modifikasi (demikian juga proses maintenance nantinya) apabila produk sudah terlanjur dipasarkan akan sangat mahal disamping akan memakan waktu tersendiri.
  • ANALISA KESALAHAN
    Untuk membantu pembuatan suatu desain produk perlu dilakukan suatu studi analisa terhadap kesalahan data yang dijumpai pada saat pembuatan, testing, dan feedback dari kustomer langsung, yang berguna untuk:
    -  Memberi tindakan yang bersifat korektif.
    -  Mendeteksi tempat-tempat yang memiliki high-failure rate concentration.
    -  Memberikan jalan keluar dengan teknik redudancy.
    -  Beberapa tindakan “penyelamatan” lainnya.


PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


Perencanaan dan Pengendalian Kerja Sebagai Fungsi Pokok Manajemen

Perencanaan (yang biasanya akan didahului dengan aktivitas peramalan), pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan (yang diikuti dengan proses pengarahan, pemberian motivasi, dan lain-lain), dan pengawasan merupakan fungsi-fungsi dasar/pokok dari proses manajemen industri. 


Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan dan pengendalian produksi diterjemahkan dari istilah Production Planning and Control merupakan aktivitas manajemen produksi/industri yang bertujuan untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material (khususnya bahan bnku) yang masuk, melalui berbagai tahapan proses, dan kemudian keluar dari pabrik.


Peramalan Kebutuhan (Forecasting Demand)

Peramalan adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam hal ini gambaran mengenai masa depan tersebut akan menjadi dasar didalam membuat perencanaan. Pengetahuan tentang masa depan juga akan memberikan arah kepada perencana kegiatan produksi untuk mengantisipasikan keadaan dimana hasil perencanaan itu akan berfungsi untuk menentukan target sasaran yang realistic yangharus dicapai.
Dalam peramalan masa depan, ada beberapa metoda (teknik) yang bisa diaplikasikan. Untuk maksud ini, metoda peramalan dapat diklasifikasikan sebagai:

  • Metoda peramalan subyektif/prediktif
    Metoda ini umum diaplikasikan dalam kondisi keterbatasan waktu dan tidak adanya data historis yang tersedia dan cukup banyak jumlahnya untuk melakukan peramalan kondisi yang akan datang.
  • Metoda peramalan sebab-akibat
    Metoda ini terutama sekali baik diapliklasikan untuk meramalkan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam jangka waktu pendek dan/atau jangka waktu menengah
  • Metoda peramalan kuadrat terkecil
    Metoda peramalan ini didasarkan pada pernyataan bahwa kondisi-kondisi masa yang akan datang akan sangat tergantung dan ditentukan oleh apa-apa yang terjadi di masa lampau dan/atau masa kini.

Perencanaan Kegiatan

Perencanaan meliputi penetapan keputusan mengenai apa (what) yang diharapkan untuk dikeriakan, kapan (when) hal tersebut akan dikerjakan, siapa (who) yang akan melaksanakannya, dan bagaimana (how) sasaran tujuan akan dicapai. Tidak adanya perencanaan dalam suatu kegiatan bisa diibaratkan sebagai kapal yang berlayar di samudera luas tanpa arah tujuan yang jelas. Bergerak hanya mengikuti kemana arah angin akan bertiup. Perencanaan kegiatan merupakan fungsi dasar penting yang harus dilakukan manajemen dengan beberapa alasan sebagai berikut:

  • Perencanaan memberikan dasar/landasaan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan kerja
  • Perencanaan akan memiliki kaitan erat dengan fungsi koordinasi, karena salah satu aspek dari perencanaan adalah menuju kearah penggolongan seluruh fungsi-fungsi kegiatan agar memiliki sasaran dan target tujuan yang sama.
  • Perencanaan yang berhubungan erat dengan fungsi pengawasan/pengendalian (control). Hal yang mendasar mengenai fungsi pengendalian akan meliputi proses pengukuran dan mencocokkan hasil kegiatan dengan standard-standard yang dibuat.
  • Perencanaan akan sangat penting karena hal ini bisa memberikan pengaruh terhadap efisiensi dan moral kerja.

Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat bertujuan untuk membuat perencanaan produksi untuk memenuhi permintaan (demand) berdasarkan kapasitas produksi yang sesuai. Perencanaan produksi secara sederhana bisa dibuat manakala laju perrnintaan cenderung tetap, tidak berfluktuasi atau konstan.
Metode perencanaan produksi dipilih berdasarkan faktor:

  • External, yaitu tergantung dari tipikal permintaan (pasar) yang dilayani, struktur ekonomi, dan lain-lain; dan
  • Internal, yaitu berdasarkan potensi sumber daya yang dimilikinya.
Selain itu perencanaan juga bisa dibuat berdasarkan periode waktu yang ingin dicakup, seperti:

  • Perencanaan jangka panjang (long-term planning) yang biasanya diaplikasikan untuk hal-hal yang bersifat strategis,
  • Perencanaan jangka menengah yang biasanya diaplikasikan untuk periode waktu 1 tahunan; dan
  • Perencanaan jangka pendek (short-term planning) yang biasanya diaplikasikan untuk aktivitas operasional yang bersifat taktikal.

Pengendalian Persediaan (Inventory Control)

Persediaan merupakan “timbunan” barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dan lain-lain) yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan untuk menghadapi kelangkaan pada saat proses produksi sedang berlangsung.
Persediaan barang akan berkaitan erat dengan permintaan/kebutuhan dan kapasitas produksi terpasang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berbrgai kemungkinan seperti berikut:

  • Bilamana D = Q. maka akan tercapai kondisi produksi ideal.
  • Bilamana D > Q maka akan diperlukan persediaan (inventori) atau stock barang untuk mengantisipasi kelangkaan.
  • Bilamana D < Q. maka akan terjadi kondisi idle (menganggur) dari fasilitas produksi terpasangnya.
Di sini D adalah permintaan/kebutuhan akan barang pada suatu periode waktu tertentu, sedangkan Q adalah kapasitas produksi terpasangnya. Kondisi ideal (D = Q) pada kenyataannya akan sulit untuk dijumpai, sebaliknya kondisi dimana D > Q atau D < Q akan lebih sering dijumpai dalam proses produksi sehari-harinya.
Untuk melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan, maka terlebih dahulu harus diketahui komponen-komponen biaya yang akan dijadikan dasar perhitungannya, antara lain:

  • Biaya pemesanan, yaitu semua biaya yang meliputi biaya administrasi untuk pembelian/pemesanan kepada pemasok (supplier/vendor) dari luar, atau penggantian stok material yang dipakai untuk kegiatan produksi (setting-up).
  • Biaya penyiapan, yang meliputi biaya untuk membuat/memproduksi sendiri produk maupun komponen yang diperlukan.
  • Biaya kelangkaan, yaitu biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi kekurangan atau kelangkaan persediaan.
  • Biaya persediaan, yang terdiri dari biaya seperti untuk interests, sewa gudang, asuransi, pemeliharaan/perawatan; dan tentu saja biaya pembelian barang yang akan tergantung pada harga barang itu sendiri.
  • Biaya (harga) material, yaitu merupakan material per unit yang harus dipesan/dibeli dalam jumlah tertentu sebagai konsekuensi dalam perencanaan persediaan.

No comments:

Post a Comment